Masih jelas kuingat itu.
Sebuah perjalanan, motor bututku.
Aku terkepung, terlunta-lunta.
Di tengah arus, banjir way tuba.
Lelah, dengan penuh susah payah.
Kucoba sambangi kediamanmu.
Perih, dengan tertatih-tatih.
Kau hanya diam membisu.
Seolah tak kenali aku.
Tak sadar, kondisimu.
Aku menggerutu, dalam setiap sapa.
Saat kutau, kau terima pinangannya.
Biarlah, tak mengapa.
Cinta tinggal cerita.
Mungkin sudah kehendak yang kuasa.
Bandar Lampung, 29 Januari 2014.
Sebuah perjalanan, motor bututku.
Aku terkepung, terlunta-lunta.
Di tengah arus, banjir way tuba.
Lelah, dengan penuh susah payah.
Kucoba sambangi kediamanmu.
Perih, dengan tertatih-tatih.
Kau hanya diam membisu.
Seolah tak kenali aku.
Tak sadar, kondisimu.
Aku menggerutu, dalam setiap sapa.
Saat kutau, kau terima pinangannya.
Biarlah, tak mengapa.
Cinta tinggal cerita.
Mungkin sudah kehendak yang kuasa.
Bandar Lampung, 29 Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar