Manisnya kenangan itu.
Kembali mengalir di naluri.
Sederas aliran, yang mulai mendekorasi pipi.
Mungkin Tuhan punya rencana lain.
Sehingga semuanya, menjelma jadi mimpi.
Dan seolah kisah itu, hanya bohong belaka.
Tak seharusnya disesali.
Teatrikal itu, mungkin takkan berlangsung lama.
Tak ada juga yang perlu diperbaiki.
Biarlah tetap tersusun rapi.
Seakan semuanya hadir kembali.
Dalam nuansa cinta, yang lebih hakiki.
Tetap bersabar, menunggu kau tersadar.
Bandar Lampung, 12 Januari 2014