Mawarku kini kau pucat pasi.
Air matamu tak mampu terbendung.
Yang nampak hanya wajah tak berseri.
Diselimuti kesedihan tak berujung.
Duka lara mengeras kian membatu.
Mengusik hati yang mulai mati rasa.
Cinta dan rindu yang bersatu.
Menguap lenyap tanpa sisa.
Mawarku, mawar pelipur lara.
Layu di ujung mimpi.
Nyenyak di punggung senja.
Diam tak sadar diri...
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 17 Februari 2014.
Air matamu tak mampu terbendung.
Yang nampak hanya wajah tak berseri.
Diselimuti kesedihan tak berujung.
Duka lara mengeras kian membatu.
Mengusik hati yang mulai mati rasa.
Cinta dan rindu yang bersatu.
Menguap lenyap tanpa sisa.
Mawarku, mawar pelipur lara.
Layu di ujung mimpi.
Nyenyak di punggung senja.
Diam tak sadar diri...
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 17 Februari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar