Kuterjemahkan lagi bahasa hati.
Rintihan lisan yang penuh dengan irama.
Aksara jiwa yang tak mampu berhenti.
Terus melesat cepat dan menggema.
Sekilas, inilah wajah aksara jiwa.
Sandi rumit dalam sajian bait.
Untuk mengenang "DIA" sang hawa.
Yang hilang sadar dalam secarik sakit.
Biarlah, aksara jiwa akan tetap berwisata.
Beriringan pesta di relung serambi hati.
Terus terukir dalam larik kata.
Bertahan dan takkan berhenti...
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 16 Februari 2014.
Rintihan lisan yang penuh dengan irama.
Aksara jiwa yang tak mampu berhenti.
Terus melesat cepat dan menggema.
Sekilas, inilah wajah aksara jiwa.
Sandi rumit dalam sajian bait.
Untuk mengenang "DIA" sang hawa.
Yang hilang sadar dalam secarik sakit.
Biarlah, aksara jiwa akan tetap berwisata.
Beriringan pesta di relung serambi hati.
Terus terukir dalam larik kata.
Bertahan dan takkan berhenti...
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 16 Februari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar