Rabu, 30 April 2014

SETAPAK SURGA YANG TAK BERHARGA (Tak Sadar Part XLV)

Dulu, kau yang selalu menghiasi.
Sejuta cerita dengan segudang canda tawa.
Namun kini semua terasa basi.
Dalam relung sukma jiwa.

Dulu, kau adalah setapak surga.
Yang mengunggah aura-aura kesejukan.
Namun kini tinggal rasa yang tak berharga.
Dalam hati yang bersimbah keterpurukan.

Dulu, kau yang paling indah.
Dalam sendi-sendi pusaka hati.
Namun kini semua telah musnah.
Bersama kesadaranmu yang telah mati.


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 11 April 2014.

Tidak ada komentar: