Air mata tak kuasa mengalir.
Dan lidah semakin terkilir.
Saat melanjutkan "Sejuta Tajuk Tak Sadar".
Yang "Selamanya Takkan Pudar".
Peredaran darah seakan terhenti.
Dan jantung seolah mati.
Mengingat putri bermata bundar.
Setengah tahun diam tak sadar.
Tekat tersisa seujung kuku.
Dan nyali yang ada kian membeku.
Saat terbayang akan tragedi.
Yang dulu pernah terjadi.
Gerbang kebangkitan kian menutup.
Paparan hati semakin mengatup.
Jiwa raga tak menentu.
Dan fikiran pun semakin buntu.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).
Krui Selatan, 22 Mei 2014.
Dan lidah semakin terkilir.
Saat melanjutkan "Sejuta Tajuk Tak Sadar".
Yang "Selamanya Takkan Pudar".
Peredaran darah seakan terhenti.
Dan jantung seolah mati.
Mengingat putri bermata bundar.
Setengah tahun diam tak sadar.
Tekat tersisa seujung kuku.
Dan nyali yang ada kian membeku.
Saat terbayang akan tragedi.
Yang dulu pernah terjadi.
Gerbang kebangkitan kian menutup.
Paparan hati semakin mengatup.
Jiwa raga tak menentu.
Dan fikiran pun semakin buntu.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).
Krui Selatan, 22 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar