Malam itu, wajahmu kembali terpapar.
Menjelma nyata di sela-sela mimpi.
Tetapi tidak dalam keadaan tak sadar.
Melainkan segar bugar dan berpakaian rapi.
Di antara kilauan cahaya.
Aku pun terdiam seperti membatu.
Seolah tak percaya.
Melihat semua kenyataan itu.
Karena aku merasa bimbang.
Kau pun menjauh bukan mendekat.
Menghampiri sebuah gerbang.
Lalu menghilang dalam ruang tanpa sekat.
Di balik sebongkah sepi.
Hatiku perlahan berkata.
Yakinlah, ini hanyalah mimpi.
Hanya ilusi semata.
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.
Bandar Lampung, 09 Maret 2014.
Menjelma nyata di sela-sela mimpi.
Tetapi tidak dalam keadaan tak sadar.
Melainkan segar bugar dan berpakaian rapi.
Di antara kilauan cahaya.
Aku pun terdiam seperti membatu.
Seolah tak percaya.
Melihat semua kenyataan itu.
Karena aku merasa bimbang.
Kau pun menjauh bukan mendekat.
Menghampiri sebuah gerbang.
Lalu menghilang dalam ruang tanpa sekat.
Di balik sebongkah sepi.
Hatiku perlahan berkata.
Yakinlah, ini hanyalah mimpi.
Hanya ilusi semata.
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.
Bandar Lampung, 09 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar